Kamis, 24 Desember 2009

PERANAN SEKTOR TERKAIT PEMERINTAH PUSAT DAN PROVINSI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

Agar kebijakan, strategi dan program kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu dilakukan upaya terpadu antara sektor pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten / kota, kecamatan dan desa); antara DPR dan DPRD provinsi dan kabupaten / kota; antara LSM dan lembaga non pemerintah; antara sector usaha; antara tenaga professional dan organisasi provinisi, Perguruan Tinggi dan masyarakat
Di Indonesia, tingginya angka kematian ibu dan kematian balita yang pada tahun 1997 berada pada 23-78 kematian per 1.000 kelahiran hidup (Indonesia Human Development Report 2005) memperlihatkan rendahnya pelayanan kesehatan yang diterima ibu dan anak serta rendahnya akses informasi yang dimiliki ibu dan anak.
Angka itu pun masih harus dilihat secara kritis karena terdapat perbedaan yang besar antarwilayah di Indonesia. Laporan Pembangunan Manusia Indonesia 2005 menyebutkan, pada tahun 1995, misalnya, AKI di Papua adalah 1.025, di Maluku 796, dan di Jawa Barat 686, sementara angka nasional adalah 334. Pada tahun 1986 besaran AKI rata-rata nasional adalah 450.
Penggalang kemtraan dan kerjasama di antara begitu banyak komponen pemerintah dan masyarakat memerlukan : rencana, koordinasi, upaya, dan sumber daya yang memadai. Setiap sektor perlu memunyai peran dan tanggungjawab.
1.Pemerintahan Pusat
Pemerintah Indonesia telah memberi komitmennya untuk ikut di dalam MDGs yang bertujuan antara lain pada tahun 2015-tinggal 10 tahun dari sekarang-menurunkan juga angka kematian ibu yang menurut WHO dapat dicegah dengan memberi akses ibu hamil pada pelayanan kesehatan antara lain pada bidan atau tenaga kesehatan terlatih yang mampu mendeteksi bila ada kelainan pada kehamilan sedini mungkin.
Akses informasi dan layanan kesehatan pada masa kehamilan juga menjadi cara untuk mencegah penularan HIV/AIDS dan penyakit seksual lain pada perempuan. Bukan rahasia bahwa perempuan rentan terhadap penularan HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya dari para suami atau pasangannya karena nilai-nilai di masyarakat menempatkan perempuan sebagai pihak yang melayani laki-laki.
Selain itu pemerintah pusat juga mempunyai peranan dalam beberapa hal yaitu;
a. Peran dan tanggung jawab pemerintah pusat dalam hal ini presiden dan kabinetnya merupakan yang terpenting dalam program kesehatan reproduksi dan hak – hak reproduksi. Pemerintah perlu menempatkan kesehatan reproduksi dan hak- hak reproduksi sebagai salah satu prioritas utama pembangunan nasional dengan mulai mengalihkan prioritas ekonomi ke prioritas kesehatan rakyat. Program kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi adalah program yang secara langsung meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan rakyat Indonesia.
b. Pemerintah pusat perlu mengundangkan Undang-undang Kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi dalam waktu yang tidak terlalu lama dan mengelurakan keputusan presiden tentang kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi.
c. Pemerintah pusat perlu mengalokasikan anggaran yang cukup agar program kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi dapat dijlankan secara optimal.
d. Selain itu, pemerintah pusat perlu mengambil prakarsa koordinasi dari semua unsur yang terkait dengan program kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi termasuk pihak luar negeri.
e. Pemerintah pusat dalam hal ini departemen – departemen terkait perlu melakukan advokasi di pemerintah provinsi, DPRD, pemerintah kabupaten / kota untuk menempatkan program kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi sebagai prioritas pembangunan di daerahnya.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi secara nasional.
g. Melaksanakan rapat kabinet di mana kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi di agendakan secara khusus dan secara berkala.
2. Pemerintahan Provinsi
Pemerintah provinsi mempunyai andil dalam kesehatan reproduksi diantaranya yaitu:
a. Dengan pelaksanaan desentralisasi ke tingkat kabupaten / kota, pemerintah provinsi perlu menentukan kebijakan umum dan strategi kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi yang cocok dan realistis untuk dilaksanakan di provinsinya.
b. Pemerintah provinsi perlu melakukan monitoring dan evaluasi program kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi di provinsinya terutama pelaksanaan teknis program di tingkat kebupaten / kota.
c. Pemerintah provinsi juga perlu berperan untuk melakukan koordinasi program kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi antara unsur pemerintah, LSM, organisasi profesi, dan pihak swasta. Hal ini dilakukan dengan membentuk komisi kesehatan reproduksi tingkat provinsi.
d. Pemerintah provinsi perlu mengusahakan anggaran yang memadai dalam Rencana Strategis Daerah untuk mengsukseskan program kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi, khususnya untuk pelaksanaan program, pendidikan, pelatihan dan penelitian.
e. Melaksanakan rapat pimpinan dan rapat koordinasi dimana kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi di agendakn secara khusus dan secara berkala.










BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
• Agar kebijakan, strategi dan program kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu dilakukan upaya terpadu antara sektor pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten / kota, kecamatan dan desa)
• Penggalang kemtraan dan kerjasama di antara begitu banyak komponen pemerintah dan masyarakat memerlukan : rencana, koordinasi, upaya, dan sumber daya yang memadai. Setiap sektor perlu memunyai peran dan tanggungjawab.
• Peran dan tanggung jawab pemerintah pusat dalam hal ini presiden dan kabinetnya merupakan yang terpenting dalam program kesehatan reproduksi dan hak – hak reproduksi
• Pemerintah pusat perlu mengundangkan Undang-undang Kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi dalam waktu yang tidak terlalu lama dan mengelurakan keputusan
• Pemerintah provinsi perlu melakukan monitoring dan evaluasi program kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi di provinsinya terutama pelaksanaan teknis program di tingkat kebupaten / kota
• Pemerintah provinsi perlu mengusahakan anggaran yang memadai dalam Rencana Strategis Daerah untuk mengsukseskan program kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi, khususnya untuk pelaksanaan program, pendidikan, pelatihan dan penelitian
• Dengan pelaksanaan desentralisasi ke tingkat kabupaten / kota, pemerintah provinsi perlu menentukan kebijakan umum dan strategi kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi yang cocok dan realistis untuk dilaksanakan di provinsinya



2. SARAN
• Kepada seluruh instansi terkait agar lebih memperhatiakan kesehatan reproduksi
• Kepada pemerintah pusat dan daerah agar lebih memperhatikan perkembangan kesehatan reproduksi di Indonesia







































DAFTAR PUSTAKA
Siswono.dalam http://www.kompas.co.id 19 desember 2009 13:16:20
---kespro wanita dan uu kesehatan dalam http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1113194929,32144,
BKKBN.2005.Kebijakan dan strategi nasional kesehatan reproduksi.Jakarta:BKKBN
Jrnal Kesehatan Reproduksi thn 2007

PENYAKIT LEPTOSPIROSIS (PES)

ISI
I. DEFINISI
Ada yang menduga wabah ini berasal dari India yang dibawa oleh kapal para pedagang yang pulang dari India ke Timur Tengah dan Genoa di Itali, dan menyebar ke Indonesia melalui cara yang serupa. Ada yang menduga kuman ini dibawa oleh tentara Mongol yang menyerbu dari Asia ke Eropa melalui jalan darat. Kemudian diketahui bahwa kuman pes menyebar melalui binatang pengeratPes merupakan penyakit Zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain dan dapat
ditularkan kepada manusia.
Pes juga merupakan penyakit yang bersifat akut disebabkan oleh kuman/bakteri. Selain itu pes juga dikenal dengan nama Pesteurellosis atau Yersiniosis/Plague. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Pasteurella pestis. Pes merupakan infeksi pada hewan pengerat liar, yang dikeluarkan dari satu hewan pengerat ke hewan lain dan kadang-kadang dari hewan pengerat ke manusia karena gigitan pinjal
II. PENYEBAB PES
• Morfologi dan identifikasi
Pasteurella pestis adalah batang Gram-negatif gemuk yang menunjukkan pewarnaan bipolar yang mencolok dengan pewarnaan khusus. Bakteri ini tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh sebagai anaerob fakultatif pada banyak perbenihan bakteriologi. Pertumbuhan bakteri lebih cepat bila berada dalam perbenihan yang mengandung darah atau cairan jaringan dan tumbuh paling cepat pada suhu 30o C. Dalam biakan agar darah pada suhu 37o C, dalam 24 jam dapat muncul koloni yang sangat kecil. Suatu inokulum virulen, yang berasal dari jaringan terinfeksi, menghasilkan koloni abu-abu dan kental, tetapi setelah dibiak ulang di laboratorium, koloni menjadi tak teratur dan kasar. Organisme ini tidak banyak memiliki aktivitas biokimia, dan hal ini agak bervariasi.
Semua pasteurella pestis memiliki lipopolisakarida dengan aktivitas endotoksik bila dilepaskan. Organisme ini menghasilkan banyak antigen dan toksin yang bertindak sebagai faktor virulensi. Bakteri ini menghasilkan koagulase pada suhu 280 C (suhu normal pinjal) tetapi tidak pada suhu 350 C (penularan lewat pinjal akan rendah atau tak pernah terjadi dalam cuaca yang sangat panas). Pasteurella pestis juga menghasilkan bakteriosin (pestisin); enzim isositrat liase, yang konon bersifat khusus; dan hasil-hasil lainnya. Beberapa antigen pasteurella pestis bereaksi silang dengan pasteurella lain.

Gb. Pasteurella pestis
• Patogenisis dan patologi
Bila pinjal menggigit hewan pengerat yang terinfeksi dengan pasteurella pestis, organisme yang termakan akan berkembang biak dalam usus pinjal itu dan, dibantu oleh koagulase menyumbat proventrikulusnya sehingga tidak ada makanan yang dapat lewat. Karena itu, pinjal lapar dan ususnya tersumbat sehingga akan menggigit dengan ganas dan darah yang dihisapnya terkontaminasi pasteurella pestis dari pinjal, darah itu dimuntahkan dalam luka gigitan. Organisme yang diinokulasi dapat difagositosis, tetapi bakteri ini dapat berkembang biak secara intra sel atau ekstra sel. P pestis dengan cepat mencapai saluran getah bening, dan terjadi radang haemorrogic yang hebat dan kelenjar-kelenjar getah bening yang membesar, yang dapat mengalami nekrosis. Meskipun infasinya dapat berhenti di situ P pestis sering mencapai ke aliran darah dan tersebar luasPes disebablan oleh :
 Kuman/BAKTERI Yersinia pestis(Pasteurella pestis).
 Kuman berbentuk batang,ukuran 1,5-2X0,5-0,7 mikron.
 Bersifat bipolar,non motil,non sporing.
 Gram negatif
 Pada suhu 280C merupakan suhu optimun tetapi kapsul terbentuk tidak sempurna
 Pada shu 370C merupakan suhu yang terbaik bagi pertumbuhan bakteri tersebut.

III. VEKTOR PES
Vektor pes adalah pinjal.Di Indonesia saat ini ada 4 jenis pinjal yaitu: Xenopsylla
cheopis.culex iritans,Neopsylla sondaica, dan Stivalus cognatus.
IV. RESERVOIR
Reservoir utama dari penyakit pes adalah hewan –hewan rodent (tikus,kelinci).Kucing di
Amerika juga pada bajing.
V. CARA PENULARAN
Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent.Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit,dapat ditularkan ke hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang mengandung kuman pes tadi,dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan.
Bagan penularan penyakit pes
1.Penularan pes secara eksidental dapat terjadi pada orang – orang yang bila digigit oleh
pinjal tikus hutan yang infektif.Ini dapat terjadi pada pekerja-pekerja di hutan,ataupun
pada orang-orang yang mengadakan rekreasi/camping di hutan.
2. Direct contact
Penularan pes ini dapat terjadi pada para yang berhubungan erat dengan tikus hutan,
misalnya para Biologi yang sedang mengadakan penelitian di hutan, dimana ianya
terkena darah atau organ tikus yang mengandung kuman pes.
3.Kasus yang umum terjadi dimana penularan pes pada orang karena digigit oleh pinjal
infeksi setelah menggigit tikus domestik/komersial yang mengandung kuman pes.
4.Penularan pes dari tikus hutan komersial melalui pinjal .Pinjalyang efektif kemudian
menggigit manusia.
5.Penularan pes dari orang ke orang dapat pula terjadi melalui gigitan pinjal manusia Culex Irritans (Human flea)
6. droplet Penularan pes dari orang yang menderita pes paru-paru kepada orang lain melalui percikan ludah atau pernapasan.
Pada no.1s/d5,penularan pes melalui gigitan pinjal akan mengakibatkan pes bubo.Pes
bubo dapat berlanjut menjadi pes paru-paru (sekunder pes)
VI. MASA INKUBASI
Masa inkubasi untuk penyakit pes bubo adalah 2-6 hari, sedang masa inkubasi untuk pes
paru paru adalah 2-4 hari.
VII. GEJALA KLINIS
Ada 3 jenis penyakit plague yaitu:
 Bubonic plague : Masa inkubasi 2-7 hari. Gejalanya kelenjar getah bening yang dekat dengan tempat gigitan binatang/kutu yang terinfeksi akan membengkak berisi cairan (disebut Bubo). Terasa sakit apabila ditekan. Pembengkakan akan terjadi. Gejalanya mirip flu, demam, pusing, menggigil, lemah, benjolan lunak berisi cairan di di tonsil/adenoid (amandel), limpa dan thymus. Bubonic plague jarang menular pada orang lain.
 Septicemic plague : Gejalanya demam, menggigil, pusing, lemah, sakit pada perut, shock, pendarahan di bawah kulit atau organ2 tubuh lainnya, pembekuan darah pada saluran darah, tekanan darah rendah, mual, muntah, organ tubuh tidak bekerja dg baik. Tidak terdapat benjolan pada penderita. Septicemic plague jarang menular pada orang lain. Septicemic plague dapat juga disebabkan Bubonic plague dan Pneumonic plague yang tidak diobati dengan benar.
 Pneumonic plague : Masa inkubasi 1-3 hari. Gejalanya pneumonia (radang paru2), napas pendek, sesak napas, batuk, sakit pada dada. Ini adalah penyakit plague yang paling berbahaya dibandingkan jenis lainnya. Pneumonic plague menular lewat udara, bisa juga merupakan infeksi sekunder akibat Bubonic plague dan Septicemic plague yang tidak diobati dengan benar.
VIII. DIAGNOSIS
Diagnosis pes:
1. Diagnosis lapangan :
Diagnosis di lapangan ditemukan adanya tikus mati tanpa sebab-sebab yang jelas (rat
fall) di daerah fokus pes atau bekas fokus pes.
2. Diagnosis Klinis :
Adanya demam tanpa sebab-sebab yang jelas (FUO = Fever Unkwon Origin) Timbul
bubo/mringkil/sekelan (pembengkakan kelenjar) sebesar buah duku pada
leher/ketiak/selangkangan.
Batuk darah mendadak tanpa tanpa gejala yang jelas sebelumnya.
Human Hulan Flea Human
Human Human
3. Diagnosa Laboratorium :
Macam-macam pemeriksaan yang dilakukan laboratorium adalah:
1. Pemeriksaan Serologi :
__ Spesimen yang diperiksa adalah serum,yang berasal dari:
Rodent (tikus)
Manusia
Species hewan lain seperti anjing,kucing
Spesimen hewan, manusia dinyatakan positif pada tikus I :128.
2. Pemeriksaan Bakteriologi
Sepeciman yang diperiksa:
__ Untuk manusia :darah,bubo,sputum
__ Organ tikus:limpa,paru,hati
__ Pinjal
Preparat
FA organ
Kultur Phage Kimiawi Kesimpulan
+ + + + Positif
- + + + Positif
- - x x Negatif
+ - x x Tersangka +
IX. PENGOBATAN
1. Untuk tersangka pes
a) Tetracycline 4x250 mg biberikan selama 5 hari berturut-turut atau
b) Cholamphenicol 4x250 mg diberikan selama 5 hari berturut-turut
2. Untuk Penderita Pes
Streptomycine dengan dosis 3 gram/hari (IM) selama 2 hari berturut-turut,kemudian
dosis dikurangi menjadi 2 garam/hari selama 5 hari berturut-turut.Setelah panas hilang
dilanjutkan dengan pemberian :
a) Tetracycline 4-6 gram/hari selama 2 hari berturut-turut,kemudian dosis diturunkan
menjadi 2 gram/hari selama 5 hari berturut-turut atau
b) Chlomphenicol 6-8 gram/hari selama 5 hari berturut –turut, kemudian dosis
diturunkan menjadi 2 gram/hari selama 5 hari berturut-turut.
3. Untuk pencegahan terutama ditujukan pada:
a) Penduduk yang kontak (serumah) dengan pendeita pes bobo.
b) Seluruh penduduk desa/dusun/RW jika ada penderita pes paru
Tetapi yang dianjurkan adalah dengan pemberian Tertracycline 500mg/hari selama 10
hari berturut-turut
X. PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit pes dapat dilakukan melalui penyuluhan dan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat dengan cara mengurangi atau mencegah terjadinya kontak dengan
tikus serta pinjalnya.
Cara mengurangi atau mencegah terjadinya kontak antara tikus beserta pinjalnya dengan
manusia seperti:
1. Penempatan kandang ternak di luar rumah.
2. Perbaikan konstruksi rumah dan gedung-gedung sehingga mengurangi kesempatan
bagi tikus untuk bersarang (rat proof).
3. Membuka beberapa buah genting pada siang hari atau memasang genting kaca
sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah sebanyak-banyaknya.
4. Lantai semen.
5. Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi di tempat yang tidak mungkin dicapai
atau mengundang tikus.
6. Melaporkan kepada petugas Puskesmas bilamana menjumpai adanya tikus mati tanpa
sebab yang jelas (rat fall).
7. Tunggi tempat tidur lebih dari 20 cm dari tanah.
XI. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Sistem pencatatan dan pelaporan menggunakan sistim yang berlaku, dan bilamana
diperlukan dapat menggunakan formulir khusus.
Data yang dipergunakan untuk mengetahui situasi epidemiologi pes di suatu daerah
antara lain:
1. Jumlah penderita/tersangka penderita pes(panas dsn bubo,panas disertai batuk darah
yang akut.
2. Jumlah kematian penderita pes.
3. Data rat fall (tikus mati)
4. Jumlah specimen dari hewan dan manusia yang dikumpulkan.
5. Jumlah specimen dari hewan dan manusia yang positif.
6. Macam dan jumlah species rodent (tikus)
7. Macam dan jumlah species pinjal.
8. Flea indeks
Dalam keadaan kejadian luar biasa/wabah maka sistem pelaporan yang digunakan :
1. Laporan bersifat segera (sistim pelaporan 24 jam)
2. Laporan khusus (mingguan) yang berisi :
__ Jumlah kasus dan kematian
__ Penyebaran geografis
__ Tindakan-tindakan dan hasilnya
__ Bantuan yang dibutuhkan dari pusat dll.
4. Laporan penaggulangan KLB/wabah secara menyeluruh ( dari permulaan wabah
sampai selesai )


DAFTAR PUSTAKA

Adelberg, Jawetz, Melnick,1995, Mikrobiologi Kedokteran edisi 20, EGC, Jakarta
Anonim, 2003, Setelah SARS apa lagi, www.korantempo.com
Anonim, 2004, http://dedaunanijo.blogspot.com
Tedy, 2008, Virus dan Monera, http://tedbio.multiply.com/journal/item/12
Fahmi, Umar.2000.Petunjuk pemberantasan Pes di Indonesia .DEPKES RI: Jakarta

Assalamualaikum

wah gak terasa
ternyata dah lama juga ningalin blog ni
rindu terasa memnyeka saat pena berhenti menulis
ribuan kata kat yng menyiratkan ilmu allh
ke dpan blog ni bakal berisi semua tentang hal hal yang bermanfaat seperti tgas kuliah
agama dan kesehatan
semga bermanfaat
n makasi dah ngunjungi....^_^
bye...
ass,,,
oya jgn lpa comen n isi pesan kalo mw copi bhah
okey,,,,,^_^

Assalamualaikum

Assalamualaikum